Senin, 14 Mei 2018

AVASIN, KURMA DAN ZAITUN MEMBEBASKANKU DARI DERITA AUTOIMUN


Jogja, H-2 Ramadhan 1439.

Mendengar autoimun mengingatkanku pada Rheumatoid Artritis yg menyerangku pada pertengahan tahun 2017 yang lalu.
Pada suatu subuh, aku tak sanggup bangun dari tempat tidur. Seluruh persendianku sakit, kutengok ruas ruas jari tanganku bengkak. Kupikir asam uratku naik, karena dahulu, walau hanya sekali, aku pernah kena asam urat hingga telapak kakiku sakit. Karna tak sanggup bangun, aku hanya tayamum dan sholat subuh sambil telentang menahan sakit.

Kuminta istriku tercinta tetap berangkat kerja. Aku berencana nanti ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Kotagede dekat rumah tuk priksa dan cek asam urat. Akhirnya sekitar jam 8 pagi aku bisa bangun. Jam 9 aku sampai ke PKU Kotagede. Kuceritakan ke dokter apa yg kurasakan, kemudian aku di tes darah: kolesterol, gula darah dan asam urat. Hasilnya semuanya NORMAL !.
Dokter mempridiksi bahwa aku terkena autoimun dan gejala reumatoid artritis. Beda reumatoid artritis dengan rematik yg lainnya adalah bahwa sakitnya simetris, artinya sendi tubuh kanan dan kiri semuanya sakit. Bila rematik biasa itu biasanya karena usia, yg sakit hanya bagian persendian tertentu saja. Dokter memberiku obat pengurang sakit sendi.

Aku masih saja merasa asing dengan kata kata asing itu. Dokter itu menyarankanku ke dokter spesialis penyakit dalam. Sampai rumah segera aku searching apa itu autoimun dan reumatoid artritis. Aku langsung syok !. Autoimun adalah penyakit yg belum diketahui pasti penyebabnya dan juga obatnya alias TIDAK BISA DISEMBUHKAN !

Autoimun adalah error nya sistem imunitas/ kekebalan tubuh. Sistem imun harusnya seperti antivirus di komputer kita, ketika ada virus masuk maka ia bekerja menetralisir maupun menghancurkan virus tersebut. Namun jika sistem imunitas kita error, maka ia tak mampu membedakan mana virus masuk atau lawan, dan mana kawan sendiri. Sistem imunitas yg error ini malahan menganggap jaringan tubuh kita sendiri sebagai musuh yg perlu dibasmi. Kondisi inilah yg dinamakan autoimun. Ada yg menyerang jaringan kulit, ada yg menyerang jaringan otak. Untuk yg menyerang jaringan persendian bernama sakit Reumatoid Artritis.

Semakin ku searching tentang autoimun di internet, terasa hidupku semakin suram. Membaca kisah kisah para penderita autoimun khususnya yg reumatoid artritis (atau disingkat RA) membuatku pucat pasi. Ada yg menjadi lumpuh dan bahkan ada yg mati muda dan kebetulan yg meninggal muda itu sama seperti aku, pegawai DJP dan lulusan STAN juga. Melihat gambar gambar penderita sakit RA membuatku serasa sengsara, tangan tangan yg keriput dan bengkok.

Ya Allah, kenapa ini menimpaku ! Aku punya 5 anak yg masih kecil. 3 yg terkecil kadang masih minta gendong. Umurku baru 39 tahun. Jalanku masih panjang. Bagaimana kujalani hidupku dengan sakit yg katanya tidak bisa disembuhkan ini.

Kuminum obat dari dokter umum PKU tadi. Alhamdulillah semakin berkurang rasa sakit sendinya dan ruas jariku tidak lagi bengkak. Yang masih terasa sakit adalah sendi lutut. kebetulan hari jumat, sehingga esoknya sabtu dan ahad aku bisa full istirahat.

Senin aku masuk kerja, kunaiki motorku. Ketika berjalan, kurasakan sakit persendian seluruh tangan hinga ke punggung. Mungkin  karena harus menahan stang motor. Akhirnya kujalankan pelan  motorku, karena bila terlalu kencang, makin sakit sendiku. Kemudian kuteringat tulisan tentang penderita RA yg akhirnya perlahan kehilangan fungsi sendinya hingga jadi lumpuh naik kursi roda. Ya Allah, apakah nasibku seperti itu?

Di kantor, aku serba susah. Duduk terlalu lama maka pantatku yg sakit, berjalan terlalu lama maka sendi lututku yg sakit. Apalagi kalo harus sambil mengangkat beban. Dan pekerjaanku selaku staf IT yg kadang harus angkat bongkar pasang komputer membuatku semakin sedih menghadapi sakit ini.
Pulang kantor, aku merasa sangat kelelahan. Lututku terasa panas terbakar dari dalam. Sampai rumah seperti biasa anak anak menghambur keluar mendengar suara motorku. Mereka berebut salim dan yg anak perempuanku, Syifa yg masih TK minta digendong. Kupaksakan diriku menggendong, kurasakan sakit di lututku menahan beban anaku yg kugendong. Kuminta Syifa turun tapi ia tak mau. Bagi yg sakit RA disuruh menghindari mengangkat beban berat, tapi bagaimana kubisa menolak anak yg merengek minta gendong?

Aku punya teman, seorang dokter, dokter Mukhlis namanya yg kukenal sdh cukup lama. Dulu beliau praktek sebagai dokter umum di RS swasta di Banguntapan, namun kemudian keluar karena bersekolah ke Bandung belajar Avasin. Ku WA beliau, kuceritakan tentang sakitku ini. Beliau cerita bahwa juga punya pasien yg terapi Avasin karena menderita autoimun juga dan kabar baiknya, pasien tersebut membaik.

Akhirnya hari jumat sepulang kantor aku ke rumah Dokter Mukhlis yg masih sekelurahan denganku, dirumahnya tertempel stiker IDAVI: Ikatan Dokter Avasinologi Indonesia. Aku sebelumnya suduh cukup mengenal tentang Avasin karena dahulu aku pernah mengundang dokter Mukhlis untuk mengisi pengajian di masjid kantor yg materinya tentang avasin.
Avasin berasal dari nama kitab "Awwasin Alkai", sebuah kitab pengobatan karya Ibnu Ruman, orang barat memanggilnya AveRoom. Alkai adalah metode pengobatan kuno, bahkan sebelum masa Islam. Apa itu alkai bisa kita baca tuntas di http://alkay-indonesia.blogspot.co.id/2009/03/pengobatan-awwaasin-alkai-dan-ahmad.html?m=1

Awwasin sendiri artinya adalah alat yg biasanya dari logam, untuk menghantarkan obat kedalam tubuh manusia. Diantara alat itu ada yg bernama Aus An Nadlal yaitu alat suntik, oleh orang barat kemudian disebut needle (jarum suntik).

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya pengobatan (untuk mencapai kesembuhan) itu ada pada tiga perkara, yakni minum madu, berbekam, dan mengobati dengan Alkai api. Maka, terlaranglah bagi umatku mengobati dengan Alkai api" (HR Bukhari).

Menilik hadits tersebut, maka urutan pengobatan itu ada 3 level, yg pertama dengan madu, kemudian berbekam, dan bila belum sembuh maka dengan alkai. Namun Rasulullah SAW melarang karena alkai dengan besi yg dipanaskan akan meninggalkan luka cacat ditubuh. Maka kemudian para tabib Islam memperbaiki cara alkai kuno tersebut dengan metode Awwasin Alkai. Besi atau logam tuk terapi tidak dipanaskan dengan api, tetapi cukup diolesi obat atau minyak yg hangat dengan tetap mempertahankan titik titik tubuh yg diterapi.

Di Indonesia, metode Avasin ini dibawa oleh almarhum Ustadz Marzedek yg juga dikenal sebagai Guru Besar Beladiri Thifan PhoKhan. Guna mewariskan ilmu pengobatan Avasin ini maka didirikanlah klinik sekaligus sekolah untuk para dokter untuk belajar Avasin di Bandung. Disinilah dokter Mukhlis mempelajari Avasin Alkai.

Sayapun mulai diterapi dengan ditekan tekan dengan besi berbentuk seperti pulpen yg ujungnya agak runcing dan diolesi seperti balsam. Ada beberapa titik yg diterapi yang tentunya ada ilmunya tersendiri yg dikuasai dokter mukhlis.

Kemudian beliau menjelaskan hal hal baru bagi saya tentang autoimun yg tak saya temukan di internet. Menurut beliau penyebab autoimun adalah pola makan yg tidak sehat, yaitu banyaknya makanan yg berpengawet, berpewarna, berperasa buatan yg kita makan. Lambat laun setelah bertahun tahun maka zat zat itu menumpuk ditubuh kita dan akhirnya merusak sistem imunitas kita. Sayapun membandingkan dengan Operating System komputer kita yang bisa error ketika kemasukan banyak virus, trojan ataupun malware.

Beliau menyarankan, untuk menormalkan kembali tubuh kita maka harus berhenti mengkonsumsi makanan dan minuman yg berpengawet, berperwarna dan berperasa. Dan gantinya mengkonsumsi makanan minuman yg alami yg berciri "sehari basi", contoh: nasi, sayur, buah, rebus rebusan. Khusus untuk buah disarankan yg kaya antioksidan yaitu anggur dan jambu biji.

Kemudian untuk memperbaiki kesehatan tubuh maka disarankan agar meminum 1 sendok minyak zaitun dan air rendaman kurma (nabeez) ketika bangun tidur pagi, dan 1 sendok minyak zaitun lagi sebelum tidur. Dan agar obat pengurang sakit sendi dihentikan saja bila sakit sendinya masih bisa ditahan.

Sehabis terapi, langsung kumenuju supermarket terdekat membeli buah anggur, kurma dan minyak zaitun. Sesuai pesan dokter Mukhlis maka saya pilih Minyak Zaitun yg kualitas pertama yaitu "Extra Virgin Olive Oil", masalah merk bebas saja.

Sebelum tidur kuminum 1 sendok minyak zaitun dan kurendam buah kurma di botol, jumlahnya 3 buah, ganjil sesuai sunnah nabi. Rasa minyak zaitun awalnya terasa membakar tenggorokan, tapi lama lama kemudian terbiasa. Esoknya bangun tidur kuminum lagi 1 sendok zaitun dan kuminum habis air kurma dan dimakan juga buah kurmanya.
Yang mengagetkan hari itu adalah dalam sehari aku BAB sampai 12 kali, dan (mohon maaf) agak seperti berlendir. Kupikir inilah racun racun dalam tubuhku yg larut keluar. Untung hari sabtu libur dirumah.

Kujalani semua yg disarankan dari dokter Mukhlis, dan setiap jumat sore aku pulang kantor mampir ke rumah beliau tuk terapi Avasin.
Sekitar 2 minggu kurasakan persendianku masih sakit dan belum ada perubahan signifikan. Aku penasaran ingin memriksakan diri ke dokter spesialis. Kupilih seorang dokter Spesialis Rematologi di salah satu RS di Jogja. Kuceritakan sakitku, dan berdasarkan ceritaku beliaupun mengatakan bahwa saya memang autoimun dan RA. Beliau pun menasehati ku agar ikhlas menerima takdir Allah ini, menerima kenyataan  bahwa saya telah cacat (cacat sistem imunitasnya). Mendengar nasehat yg baik itu, bukanya jadi tentram, malah diriku semakin sedih menerima kenyataan ini.

Aku diberi 2 jenis obat; pengurang rasa sakit dan satunya adalah obat yg mengandung steroid yg diminum 2 hari sekali dalam sebulan untuk kemudian nnt priksa lagi. Ku cek nama obat itu di internet, memang inilah obat yg mengandung steroid yg diceritakan diminum seumur hidup oleh penderita autoimun. Obat ini gunanya menekan sistem imunitas agar tidak terlalu aktif, jadi bukan menyembuhkan. Diceritakan bahwa semakin lama nanti tubuh akan tetap menurun kesehatanya bahkan bisa cacat.

Tetap kucoba meminum obat itu. Aku tertidur lelap, hingga pagi aku bangun, sprei bantal kasurku basah, bajuku basah pula oleh keringat. Aku seperti mandi keringat. Badan  terasa sangat enteng dan segar. Aku jadi teringat lulusan STAN yg meninggal karena menolak untuk minum obat autoimun itu, yg menurutnya mengandung zat seperti narkotika. Dan sepengetahanku memang zat steroid kadang dipakai atlet untuk dopping. Konon, sekali lagi konon katanya, bila setelah rutin konsumsi obat ini maka bila berhenti mendadak maka tubuh kita akan menggigil seperti orang kecanduan. Mohon maaf bila ternyata ini info yg salah. Hanya sekali saja kuminum obat itu.

Jumat selanjutnya aku terapi avasin lagi ke dokter mukhlis, kuceritakan tentang obat tadi. Kusampaikan aku takut, bingung dan resah dengan sakit ini. Beliaupun sambil menerapi, menceritakan beberapa kisah tentang pasienya yg sembuh dari penyakit. Yang paling mengesankanku adalah cerita tentang pasiennya seorang ibu ibu yg sudah lama tak bisa hamil, bahkan oleh dokter kandunganya, ibu itu tlah divonis tak akan bisa hamil. Namun setelah terapi avasin beberapa bulan, pada suatu saat ibu itu mengalami terlambat haid. Ia pun coba test pack kehamilan, hasilnya positif. Ia belum percaya, ia datang kd dokter kandunganya yg dulu memvonisnya tak akan bisa hamil. Di USG lah perut sang ibu, dan dokter pun kaget, ibu itu positif hamil !

Ya, memang tak bisa instan. Dan juga butuh keyakinan dan doa. Aku bersemangat kembali tuk istiqomah terapi avasin dan diet sehat makan dan minum.

Alhamdulillah kurasakan perubahan signifikan setelah 8 kali terapi selama 2 bulan. Nyeri sendiku sangat berkurang, hingga saat ini kutulis ceritaku ini. Kuingat dulu waktu sendiku masih sakit, aku ikut test Ujian Dinas dengan Lembar Jawab untuk Komputer. Sendi jariku terasa sakit sekali ketika harus menebalkan pilihan jawaban dengan pensil 2B. Alhamdulillah, sekarang sudah mulai membaik, bahkan kuat menulis cerita ini selama 2 jam nonstop nulis di notepad HP.

Aku sekarang cuma kadang saja terapi avasin bila badan terasa tidak nyaman. Tetap menjaga pola makan, minum zaitun 1x sehari, minum air kurma setiap pagi dan olah raga tetap rutin dilakukan serta porsi istirahat harus mencukupi. Aku merasa lebih sehat dibanding awal sakit dulu, bisa gedong anak, bisa nyetir mobil, bisa rukuk dan sujud dengan nyaman walaupun sekarang cepat lelah dan kalau terlalu banyak aktifitas maka sendi jadi sakit terutama lutut.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah. Jazzakumullah Khoiron Katsiro tuk dokter Mukhlis, AV (Avasinolog) yang sementara masih satu satunya dokter avasinolog di jogja. Di Jakarta ada dokter Bayu, AV. yang menurut dokter Mukhlis, cara avasin nya paling mirip dengan ustadz Marzedek.
Ustadz Marzedek adalah keturunan Uzbekistan, yang mengingatkan saya tentang Walisongo yang mayoritas dari suku Uzbek. Salah satunya adalah Maulana Ishaq yang dalam cerita disebutkan berhasil menyebuhkan penyakit putri dari Raja Blambangan. Ibrahim As Samarkandy atau Sunan Gresik juga dikenal sebagai tabib dan dengan keahlianya itu dipakai tuk berdakwah.
Semoga Avasin ini menjadi pula sebagai sarana dakwah, menyebarkan sunnah.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Dan bila ada penulisan istilah yg salah ataupun informasi yg salah akibat kekurangpahaman penulis, penulis mohon maaf dan menerima saran perbaikan.

by: Surono

Jogja, 15 Mei 2018

Artikel Terkait

AVASIN, KURMA DAN ZAITUN MEMBEBASKANKU DARI DERITA AUTOIMUN
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email