Senin, 22 April 2019

SIKLUS 40 TAHUN: GENERASI INDONESIA GEMILANG 2025

SIKLUS 40 TAHUN: GENERASI INDONESIA GEMILANG 2025

(Bahan sambutan pada acara wisuda TKIT Muadz Bin Jabal 2 Yogyakarta Tahun 2019)

Assalamu'alaikum Wr Wb

Hamdalah dan Sholawat

Bapak Ibu Hadirin dan santri TKIT Muadz bin Jabal yg berbahagia. Mohon ijin memperkenalkan diri, nama saya Surono, orang tua dari Scientia Syifa Azzahra, Kelas Nabi Dzulkifli TKIT MBJ 2 yg tadi telah diwisuda.

Seumpama tadi disebut nasab mbak Syifa hingga 3 keatas maka bunyinya begini: Scientia Syifa Azzahra binti Surono bin Samino bin Noyodikromo. Jadi kakek dan ayah saya itu slalu istiqomah mengikuti tradisi budaya jawa dengan memberikan nama jawa kepada anak2nya.
Namun tradisi dari generasi ke generasi ini berubah ketika saya memberi nama ke anak2 saya. Tak lagi menggunakan nama2 jawa, skrg kita menggunakan nama2 islami dan ini masif terjadi di generasi kita para orang tua yang umumnya lahir di tahun 80an.

Setelah saya kaji, saya menemukan dalang atau aktor intelektual dari revolusi sosial ini, adalah para guru Taman Pendidikan Al Qur'an atau TPA. Di tahun 80 an, lembaga dakwah BKPRMI menginisiasi berdirinya TPA di banyak masjid di Indonesia. Salah satunya di masjid Al Hidayah di Wonogiri, kampung saya.

Para aktifis dakwah kala itu menyadari bahwa pendidikan Agama Islam khususnya Al Qur'an sangat sangat kurang di SD Negeri, maka mereka membuat solusi dng mendirikan TPA dengan metode IQRO nya yang melegenda.

Dan ikhtiar dakwah mereka di Tahun 1985 itu bisa kita rasakan betul efeknya, salah satunya adalah trend pemberian nama Islami oleh kita para orang tua yg telah tersibghoh oleh Al Qur'an yang mampu kita baca dengan wasilah metode IQRO. Dan efek lainya yg lebih penting adalah timbulnya kesadaran kita para alumni TPA ini tentang pentingnya pendidikan yg seimbang untuk anak2 kita, ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama.

Alhamdulillah, di tahun 95 an para aktifis dakwah mulai merintis Sekolah Islam Terpadu, yang merupakan solusi untuk memberikan pendidikan yg terpadu antara pendidikan umum dengan pendidikan Islam. Dan salah satunya adalah TKIT Muadz bin Jabal tempat sekolah anak2 kita ini.
Kondisi tahun 1985 ini sangat mirip tahun 1905 pada awal Kebangkitan Nasional Indonesia. Pada tahun 1905 berdiri Syarikat Dagang Islam, kemudian tahun 1912 berdiri Muhammadiyah dan Tahun 1926 berdiri Nahdatul Ulama dan Pesantren Gontor. Kesamaan mereka adalah mereka semua mendidik ummat.

40 tahun kemudian yaitu di Tahun 1945 Indonesia mencapai kemerdekaanya. Tokoh tokoh hebat muncul ke panggung sejarah kala itu; Soekarno, Muhammad Hatta, Wahid Hasyim, KH Agus Salim, Ki Bagus Hadikusumo, Muhammad Natsir, Jenderal Sudirman dll. Semua tokoh bangsa, para founding fathers ini adalah buah dari pendidikan di Tahun 1905.

Maka saya memprediksi bahwa 40 tahun setelah tahun 1985 yaitu di Tahun 2025, di Indonesia ini akan muncul ke panggung sejarah tokoh2 hebat hasil dari pendidikan Islam yang akan membangkitkan Islam dari Indonesia. Dan saat inipun ditahun 2019 kita sudah mulai bisa merasakan kebangkitan itu dan juga telah muncul tokoh2nya.

Dan bila kita buka Al Qur'an, siklus generasi 40 tahunan ini disebutkan dalam cerita Bani Israel yg disesatkan oleh Allah selama 40 tahun berputar putar di padang gurun karena mereka menolak berjihad masuk ke Palestina. Kenapa 40 tahun? Karena agar generasi penakut itu berganti dengan generasi yang baru yang terdidik dengan baik yg itu perlu waktu siklus 40 tahun.

Maka sesuai tema wisuda kali ini "Generasi Insan Kamil untuk Indonesia Gemilang" saya mengajak Bapak Ibu sekalian untuk istiqomah menyekolahkan anak2 kita ke Sekolah Islam Terpadu yang insyaa Allah sudah dan akan terus mencetak generaai insan kamil. Alhamdulillah mbak Syifa sudah diterima di SDIT Lukman Hakim Internasional menyusul 3 kakaknya. Dengan 5 anak di sekolah IT semua, terus terang saja pos pengeluaran terbesar keluarga kami adalah untuk pendidikan anak. Kami menganggap biaya pendidikan yg kami keluarkan tersebut sebagai jihad harta untuk kebangkitan Islam dan semoga Allah meridhoinya

Dan untuk Para Guru Ustadzah TKIT Muadz bin Jabal semoga tetap istiqomah di jalan dakwah ini. Njenengan semua adalah orang yg diberi gelar oleh Allah dan Rasul Nya sebagai sebaik baik manusia, sebagaimana disebut dalam Hadits "Sebaik baik kalian adalah yang belajar Al Qur'an dan mengajarkanya". Njenengan semua adalah aktor2 intelektual dari Kebangkitan Islam yang sedang dan insyaa Allah segera terwujud.

Terima kasih telah mendampingi, mendidik, mengasihi anak2 kami. Jazzakumullah Khoiron Katsiro, semoga Allah membalas dengan kebaikan yang banyak.

Tak lupa kami mohon maaf atas segala khilaf dan salah kami dan anak2 kami. Semoga kita nanti dipertemukan Allah dalam reuni akbar di akhirat kelak, kita akan POMG dan family gathering di surga.

Billahi taufiq wal hidayah.

Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Surono
Jogja, 21 April 2019

Minggu, 22 Juli 2018

WAHAI MUSLIMIN, KIRIMLAH ANAK-ANAKMU KE AKADEMI MILITER !


Namanya Yusuf, lahir tahun 1138 dari keluarga Suku Kurdi yang masih dalam rumpun bangsa farsi. Mungkin orang tuanya berharap ia akan menjadi seperti Nabi Yusuf. Ketika besar ia dikenal dengan nama Sholahuddin.

Sewaktu umur belasan ia ikut pamanya, yaitu Syirkuh, seorang Jenderal kepercayaan Nuruddin Zanki, penguasa Damaskus. Syirkuh dalam bahasa persia berarti Singa. Oleh bangsa Arab ia digelari Assadudin Syirkuh, Singa Agama. Syirkuh bersama pasukanya dikirim oleh Zanki ke Mesir untuk membebaskanya dari cengkeraman Dinasti Fatimiyah syiah dan juga dari ancaman pendudukan Pasukan Salib. Dalam pasukan Syirkuh ikutlah Yusuf, longmarch dari Damaskus Syam ke Mesir bersama para tentara. Jadi sejak belia ia sudah hidup dalam suasana kemiliteran. Yusuf ikut serta dalam setiap pertempuran yang menjadikannya tentara yang tangguh.

Jenderal Syirkuh dan tentaranya sukses menguasai Mesir dengan menumbangkan syiah fatimiyah dan menghalau pasukan salib dari bumi kinanah. 2 bulan kemudian ia wafat, kemudian digantikan oleh keponakan sekaligus Jenderal perang kepercayaanya; Yusuf yg kemudian dikenal dengan Sholahuddin "Penegak Agama", sebagai penguasa Mesir. Dan seolah cerita Nabi Yusuf terulang.
Sultan sekaligus Panglima perang, Sholahuddin kemudian berjuang membangkitkan dan menyatukan umat Islam dalam rangka merebut kembali Al Aqsa. Ia menyatukan Mesir dan Suriah dalam kepemimpinanya. Ia bersama para ulama membangkitkan spirit jihad umat kala itu. 2 kata yang terus berkumandang dan viral di masyarakat Islam kala itu yaitu "jihad" dan "Al Aqsa".
Salah satu kemajuan militer di zaman Sholahuddin adalah dibuatnya senjata artileri seperti pelempar bola api, menara berjalan tuk menaiki benteng hingga pendobrak benteng. Pedang Sholahuddin dan para tentaranya juga dikenal sebagai pedang tertajam di dunia, dibuat dari Damascus Steel yang mampu menembus baju zirah crusader.

Akhirnya setelah dikuasai 88 tahun oleh Pasukan Salib, maka pada tahun 1187, Jenderal Sholahuddin berhasil membebaskan Baitul Maqdis. Mimbar yg dahulu dibuat diukir sendiri oleh pendahulunya, Nuruddin Zanki, akhirnya bisa diboyong dari Damaskus diletakan di Masjidil Aqsa. Yusuf alias Sholahuddin Al Ayyubi alias Saladin, seorang tentara dari Suku Kurdi yang menghentak panggung sejarah.

Ya, ketika Dunia Islam diserang, ketika situasi dunia mencekam oleh perang yg dikobarkan orang orang kafir, maka akan tampil para tentara Allah berhati baja yg kadang datang dari Bangsa yang sebelumnya tak diperhitungkan. Dan dukungan teknologi militer yg hebat suatu bangsa terbukti diperlukan tuk menegakan izzah Islam.
○○
Namanya Mahmud, lahir di daerah Khawarizmia, Khurasan. Keluarga dan bangsanya hancur diserbu oleh pasukan mongol. Ia pun dijual di pasar budak, seperti Nabi Yusuf kecil. Karena sorot matanya yg tajam dan keberanianya, ia dipanggil dengan nama Qutuz yg artinya Singa Yang Menyalak.
Ia beberapa kali ganti majikan hingga akhirnya ia menjadi tentara budak atau mamalik di negeri mesir yang kala itu diperintah oleh dinasti Ayyubiyah, keturunan Sholahuddin Al Ayyubi. Menjadi tentara mamalik di mesir, ia mendapat didikan kemiliteran dan agama dengan baik.
Tahun 1258 invansi mongol sampai ke ibukota Islam, Baghdad. Luluh lantaklah pusat kekhalifahan yg berusia 5 abad itu. Tinggal 3 kota Islam yg masih belum ditaklukan mongol; Mekah, Madinah dan Mesir.

Tahun 1260 Mongol bergerak menyerbu Mesir. Saat itu Jenderal Qutuz menjadi wali dari sultan mesir yg masih anak-anak. Dengan persetujuan para ulama, karena keadaan genting akibat adanya ancaman mongol, ia menurunkan sang sultan kecil kemudian mengangkat dirinya sebagai sultan mesir.

Sultan bersama para ulama membangkitkan spirit jihad ummat islam. Para tentara mamalik mesir memiliki keahlian yg terbaik di dunia kala itu, yaitu keahlian memanah secara beruntun dan tepat sasaran dari atas kuda yg berlari kencang.

Sultan Saifuddin Al Qutuz dan tentaranya menyonsong serangan mongol, hingga mereka bertemu di Ain Jalut, Palestina. Di pertempuran Ain Jalut inilah akhirnya tentara mongol yg mempunyai reputasi tak pernah terkalahkan itu bisa dipecundangi oleh tentara muslim mamalik. Selamatlah bumi Islam dengan benteng terakhirnya, mesir.

Tentara Allah dibawah panglima Qutuz menghentak sejarah menyelamatkan bumi Islam yang diserang dari utara, setelah sebelumnya tentara Allah dibawah panglima Sholahuddin menyelamatkan bumi Islam yg diserang dari barat. Mereka berdua berasal dari suku kecil yang tak diperhitungkan dalam kancah pertarungan militer dunia, namun berkat spirit jihad dan kemampuan mereka membangun kekuatan SDM serta teknologi militernya, para tentara Islam ini menghentak sejarah dunia.
○○
Kini, saat ini, ditengah dunia yang semakin tak nyaman oleh ancaman peperangan. Di saat negeri negeri islam diserang kembali dari barat dan utara, semoga Allah membangkitkan kembali suatu bangsa yang menjadi tentara-Nya, meninggikan izzah Islam. Dibangkitkan kembali para panglima sehebat Sholahuddin dan Qutuz.

Tahukah anda, bahwa para penembak Kopassus adalah juara menembak 12 kali di turnamen AARM  tingkat ASEAN? Tahukah anda, bahwa Tentara Nasional Indonesia adalah juara dunia menembak 10 tahun berturut di turnamen AASAM, mengalahkan negara superpower di barat maupun di utara? Ketepatan menembak dan kelincahan tentara TNI AD ini selayaknya tentara mamalik yang ahli memanah sambil berkuda.

Tahukah anda bahwa senapan yang para juara tembak gunakan adalah bikinan para putra bangsa di PT. PINDAD? Mereka menggunakan Senapan Serbu SS2 buatan anak negeri. Dan yang lebih fantastis adalah Senapan Sniper SPR-2 yang mampu menembus Tank baja layaknya Pedang Damaskus Sholahuddin yang mampu menembus baju besi crusader.
Tahukah anda bahwa pada tahun 1969 mimbar Nuruddin di Masjidil Aqsa pernah dibakar oleh Israel, kemudian tahun 2007 dibuat kembali replikanya oleh 10 pengukir dari Jepara dan sekarang terpasang indah di Masjidil Aqsa?
○○
Kilas sejarah kehebatan militer Islam ini kita tutup dengan nasihat dari Prof. Salim Said, Guru Besar Universitas Pertahanan, pada acara Pengajian Bulanan Muhammadiyah tahun 2017 kemarin;
“Jadi yang menguasai tentara kita kebanyakan bukan lagi orang santri. Jadi kalau Anda ingin budaya (tentara santri) itu bertahan, kirimlah anak-anakmu ke Akademi Militer!".

Mataram Jogna, 20 April 2018

Jumat, 13 Juli 2018

AL QUWWAH ADA DI OLAHRAGA MEMANAH; MEMBANGUN HARDPOWER DAN SOFTPOWER



Dari Abi Rafi’, dia bertanya,”Ya Rasulullah, apakah ada kewajiban atas kita terhadap anak kita, sebagaimana kewajiban anak kepada kita?”. Rasulullah SAW menjawab,”Ya, hak anak atas ayahnya adalah diajarkan membaca, berenang dan memanah”. (HR Bukhari Muslim).

Sebagian kita, para Ayah mungkin sudah memenuhi 2 dari 3 kewajiban ayah kepada anak-anaknya yang tersebut dalam hadits diatas, walaupun tidak secara langsung. Anak-anak kita sudah bisa membaca huruf latin dan hijaiyah serta berenang melalui pendidikan di sekolahnya. Yang masih kurang adalah memanah. Kenapa Rasulullah SAW memerintahkan para Ayah tuk mengajari anak-anaknya memanah? Kenapa bukan olah raga yang lain?

Nabi SAW menafsirkan Al Quwwah pada ayat; “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan (Al Quwwah) apa saja yang kamu sanggupi (QS. Al-Anfal: 60)”, dengan menyatakan; “Ketahuilah! Sesunggunya kekuatan (Al Quwwah) itu adalah memanah (Al Ramyu). Ketahuilah! Sesunggunya kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah! Sesunggunya kekuatan itu adalah memanah! (HR. Muslim)”.

 “Al-Quwwah” itu berarti kekuatan, namun kata “Al-Quwwah” di sini berbentuk isim nakirah untuk menunjukan keumuman sehingga mencakup segala bentuk jenis kekuatan, baik itu kekuatan sains dan teknologi, kekuatan politik, kekuatan harta, kekuatan senjata, hingga kekuatan fisik, begitu menurut DR. Wahbah Zuhaili. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Profesor Abdul Fattah El Awasi, seorang profesor yang mendedikasikan dirinya untuk meneliti tentang Baitul Maqdis Palestina. Prof El Awasi menyampaikan pada Kuliah Umumnya di Unversitas Negeri Yogyakarta pada Bulan Agustus 2017 yang lalu, bahwa Al Quwwah pada ayat tersebut diatas berarti 2 kekuatan, yaitu “Hard Power” dan “Soft Power”. Hard Power atau kekuatan keras ini contohnya adalah kekuatan fisik, ekonomi hingga militer dalam skala negara, sedang Soft Power atau kekuatan lembut ini contohnya adalah kekuatan kecerdasan, semangat juang hingga kelihaian diplomasi dalam skala negara.


Apakah memanah bisa meningkatkan hard power dan soft power anak-anak kita dan kita sendiri juga? Dalam buku “Membidik Karakter Hebat; Calm-Fokus-Brave-Win” karya Coach Defrizal Siregar (Pelatih Panahan) dan Bunda Yessy Yanita Sari (Doktor dalam Bidang Pendidikan), yang mengulas tentang aktivitas memanah dan dikaitkan dengan parenting. Ternyata dibalik aktivitas memanah, terdapat banyak sekali rahasia dalam mendidik dan mengembangkan karakter anak. Manfaat memanah diantaranya adalah :

1.    Melatih Kecerdasan Spiritual
2.    Menyehatkan Badan
3.    Meningkatkan Kecerdasan
4.    Sebagai Sarana Hiburan
5.    Mengubah Pola Pikir
6.    Mengendalikan Diri
7.    Meningkatkan Ketangguhan Mental
8.    Meningkatkan Kepercayaan Diri
9.    Memberikan Sebuah Rasa Pencapaian
10.  Mengajarkan Anak Mencapai Tujuan
11.  Sesuatu yang Hebat (Identik dengan sosok Hero)

 “Tenang tak mudah berang. Fokus pertanda serius. Berani menunjukkan jati diri. Menang agar berjuang.” (Coach Defrizal)
Ada empat karakter yang bisa dilatih melalui aktivitas memanah pada anak-anak. Artinya aktivitas ini merupakan aktivitas character building yang baik dilakukan. 4 karakter tersebut, yaitu:
  • Calm “Tenang”, Ketenangan diperoleh dari pengendalian diri. Seorang pemanah akan bisa memanah dengan baik jika ia tenang terlebih dahulu. Dalam hal ini, seseorang juga belajar untuk tidak mudah untuk reaktif, emosional, sehingga mampu mengendalikan hawa nafsu.
  • Fokus adalah karakter yang juga dibangun dari aktivitas memanah. Aktivitas memanah ini juga membutuhkan kefokusan dan tidak mudah terganggu dengan hal lainnya. Jika otak memfokuskan pada satu aspek, maka keberhasilan akan dicapai
  • Brave “Berani”. Menarik busur panah tentu saja membutuhkan keberanian. Jika tidak ada keyakinan dan keberanian maka busur tidak akan terlepas dan tidak akan sampai pada titik target.
  • Win “Menang” adalah harapan semua orang. Untuk itu dari aktivitas panahan, kita bisa melatih anak untuk bisa berusaha dan berjuang agar ia bisa mendapatkan apa yang diharapkan sesuai dengan tujuan. Saat melepaskan busur panah tentu saja untuk sampai pada titik yang dituju adalah sesuatu yang diharapkan. Dan saat itulah kemenangan dicapai.

Dalam jatuh bangun, silih bergantinya negara super power dunia, tercatat dengan tinta emas, bagaimana mendidik anak untuk mahir memanah sejak dini ini telah menjadikan sebuah bangsa yang awalnya adalah para budak, muncul di panggung sejarah menjadi super power dunia.  Bangsa itu adalah Dinasti Mamalik Mesir yang berjaya mengalahkan 2 super power dunia kala itu, yaitu Pasukan Mongol dari timur dan Pasukan Salib Eropa dari barat pada kurun abad ke-13.


Bagi yang tak tuntas membaca sejarah, maka mungkin akan mengira bahwa Sholahuddin lah yang mengalahkan dan mengusir seluruh Pasukan Salib dari negeri Syam. Pasukan Salib setelah menduduki tanah Syam, mereka mendirikan 4 Kerajaan, yaitu: Edessa, Antiokhia, Yerusalem dan Tripoli. Nuruddin Zanki yang terlebih dahulu membebaskan Edessa. Kemudian penerusnya, Sholahuddin berjasa besar membebaskan Yerusalem, namun sampai ia meninggal, masih ada 2 kerajaan pasukan salib yang berdiri di Syam. Anak-anak Sholahuddin yang mewarisi Dinasti Ayubiyah tak ada yang sekaliber Sholahuddin dan tak mampu meneruskan cita-cita para pendahulunya untuk mengusir seluruh pasukan salib dari bumi Islam.

Pada zaman Dinasti Ayubiyah yang berkedudukan di Mesir inilah, didatangkan orang-orang dari Asia Tengah, kebanyakan dari bangsa Turk, mereka adalah para mamalik atau mamluk (budak dari kasta ksatria). Meraka dididik agama Islam dan kemiliteran, bahkan sejak mereka anak-anak, karena status mamluk ini terus melekat pada anak keturunanya. Pelajaran yang wajib didapat oleh anak-anak mamluk adalah memanah dan berkuda, kehidupan sehari-hari mereka diisi dengan latihan-latihan ketentaraan, permainan anak-anak mereka pun adalah memanah. Dalam kitab “Arab Archery” disebutkan bahwa cara melatih ketepatan panah mereka adalah dengan menancapkan sebilah belati yang bagian tajamnya menghadap ke pemanah, kemudian dari jarak tertentu memanah sasaran belati tersebut sehingga panah mereka terbelah dua. Jadilah mereka para kstaria muslim yang ahli memanah dan berkuda yang hebat.

Pada tahun 1258, Pasukan Mongol dibawah Hulagu Khan membumihanguskan Baghdad, ibukota Khalifah Abbasiyah. Hampir seluruh Asia dan Eropa ditaklukan oleh pasukan Mongol. Semua bumi Islam direbut oleh Mongol, kecuali Mesir yang kala itu diperintah oleh keturunan Sholahuddin yang lemah. Dan saat itu, 2 kerajaan salib di Syam masih eksis. Melihat ancaman dari Mongol, maka panglima para mamalik di Dinasti Ayyubiyah, yaitu Qutuz dengan restu Ulama mengambil jabatan Sultan dan mengganti Dinasti Ayyubiyah dengan Dinasti Mamalik.




Sultan Qutuz memimpin pasukan Mamalik yang ahli berkuda dan memanah ini untuk mencegat pasukan Mongol di Ain Jalut, Palestina. Pasukan Mongol dikenal sebagai para penunggang kuda dan pemanah ulung, dan dengan kemampuan itu pula mereka berhasil menaklukan banyak negeri. Namun akhirnya mereka harus kalah dengan para ksatria muslim mamalik yang sejak kecil telah dilatih memanah dan berkuda. Disamping kekuatan fisik dan skill memanah berkuda yang prima, kemenangan gemilang Islam ini karena juga kecerdasan strategi pasukan mamalik. Ya, begitulah, memanah meningkatkan Hard Power dan Soft Power!

Tak berhenti disitu saja, setelah mengalahkan mongol, penerus Sultan Qutuz yaitu Sultan Baibars, meneruskan cita-cita Sholahuddin mengusir seluruh pasukan salib dari bumi Islam. Maka dengan para ksatria muslim mamalik nya, Sultan Baibars berhasil membebaskan Anthiokia. Kemudian setelah Baibars wafat, digantikan oleh Sultan Qalawun menargetkan membebaskan Tripoli. Namun ketika hampir sampai Tripoli ia wafat, digantikan anaknya Al Khalil. Ia berhasil membebaskan Tripoli dengan membebaskan ibukotanya, Acre dari pasukan salib. Setelah 2 abad bercokol di Bumi Islam, pasukan salib akhirnya bisa diusir total oleh para ksatria mamalik. Ya, para Ksatria Muslim Mamalik, yang dahulunya para budak ini, para ahli memanah sejak kecil ini menjadi Pahlawan Dunia Islam, mengalahkan 2 Super Power Dunia yang menjajah negeri Islam, yaitu Mongol dan Eropa kala itu.

Apa kelebihan teknik memanah mamluk dengan mongol sehingga mongol kalah? Salah satu kelebihan teknik memanah mamluk, menurut saya adalah; Kuat, Cepat, Beruntun, Tepat. Ini dibuktikan oleh Pemanah yang memegang rekor memanah tercepat, yaitu Cozmei Mihai, Juara I Dunia 2014 Horseback Archery asal Rumania. Ia pemanah yang menggunakan teknik mamluk; memakai busur horsebow dan menarik string dengan jempol atau thumdraw. Ia membukukan 10 tembakan anak panah dalam waktu 15,1 detik saja, sehingga rata-rata 1 tembakan anak panah hanya perlu waktu 1,5 detik saja.  




Apa pula kelebihan panahan mamluk dengan panahan pasukan salib? Ini terletak pada busurnya. Panahan mamalik menggunakan Horsebow sedang panahan pasukan salib menggunakan Longbow. Horsebow lebih pendek, sehingga bisa digunakan diatas kuda dan dibawa berlari, namun tetap memiliki kekuatan lontaran yang kuat. Sedang Longbow sangat panjang, hanya bisa digunakan sambil berdiri dan tidak fleksibel dibawa. Horsebow lebih fleksibel, bisa digunakan sambil berkuda, dengan duduk, bahkan jongkok. Dalam kitab Arab Archery diceritakan bahwa Pemanah Turki Saljuk ketika jatuh dari kudanya, sebelum jatuh ke tanah, ia sempat menembakan anak panahnya ke sasaran.




Di Malaysia juga ada seorang Coach Panahan teknik Mamluk, yaitu Tuan Guru Akmal Dahlan, Juara III Dunia Panahan Tradisional, pendiri Ladang Amal Warisan, tempat latihan memanah dan berkuda di Negeri Sembilan, Malaysia. Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia, kurun 5 tahun terakhir, perkembangan olahraga panahan meningkat pesat, panahan modern maupun panahan tradisional. Kita ingat, dulu Indonesia mendapat medali pertama kalinya di olimpiade Seoul 1998 lewat cabang panahan, namun prestasi itu kini belum terukir kembali. Namun di panahan tradisional, baru saja mendapat prestasi membanggakan. Pemanah Horsebow dari Aceh, Firman Sabdurahman menyabet Juara III Dunia lomba panahan tradisional Fetih Kupasi di Turki pada Mei 2018 kemarin dengan mengalahkan Pemanah Inggris. Sabdurahman menggunakan Horsebow, sedang pemanah Inggris menggunakan Longbow.



Ternyata horsebow ini sudah dipakai sejak dulu oleh para leluhur kita. Sultan Yogyakarta meninggalkan beberapa pusaka, salah satunya adalah busur panah horsebow dan quiver (sarung anak panah), kemungkinan milik dari Hamengkubuwono I, pendiri Kasultanan Yogyakarta. Dan saat ini perkembangan panahan tradisonal horsebow juga sangat pesat di daerah Mataraman yaitu Jogja, Klaten dan Solo, meneruskan tradisi para Satria Mataram.




Begitu para Ayah. “Siap mengajari anak-anak kita memanah agar mempunyai Al Quwwah, Hard Power dan Soft Power?” Sebelum mengajari anak-anak memanah yang menjadi hak mereka, maka mari kita dulu yang belajar memanah. Bangsa Indonesia mempunyai Gen "Titis". Titis adalah bahasa jawa yang berarti kemampuan untuk tepat dalam mengenai sasaran. Ini terbukti TNI AD kita juara Dunia Menembak 10 Tahun berturut. Artinya kita punya bakat untuk memanah dan insyaAllah bisa menjadi juara dunia memanah mengharumkan nama bangsa. Mari mulai berlatih memanah. Bismillah !


Mataram Jogja, 13 Juli 2018
Surono Sorengpati


Senin, 14 Mei 2018

AVASIN, KURMA DAN ZAITUN MEMBEBASKANKU DARI DERITA AUTOIMUN


Jogja, H-2 Ramadhan 1439.

Mendengar autoimun mengingatkanku pada Rheumatoid Artritis yg menyerangku pada pertengahan tahun 2017 yang lalu.
Pada suatu subuh, aku tak sanggup bangun dari tempat tidur. Seluruh persendianku sakit, kutengok ruas ruas jari tanganku bengkak. Kupikir asam uratku naik, karena dahulu, walau hanya sekali, aku pernah kena asam urat hingga telapak kakiku sakit. Karna tak sanggup bangun, aku hanya tayamum dan sholat subuh sambil telentang menahan sakit.

Kuminta istriku tercinta tetap berangkat kerja. Aku berencana nanti ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Kotagede dekat rumah tuk priksa dan cek asam urat. Akhirnya sekitar jam 8 pagi aku bisa bangun. Jam 9 aku sampai ke PKU Kotagede. Kuceritakan ke dokter apa yg kurasakan, kemudian aku di tes darah: kolesterol, gula darah dan asam urat. Hasilnya semuanya NORMAL !.
Dokter mempridiksi bahwa aku terkena autoimun dan gejala reumatoid artritis. Beda reumatoid artritis dengan rematik yg lainnya adalah bahwa sakitnya simetris, artinya sendi tubuh kanan dan kiri semuanya sakit. Bila rematik biasa itu biasanya karena usia, yg sakit hanya bagian persendian tertentu saja. Dokter memberiku obat pengurang sakit sendi.

Aku masih saja merasa asing dengan kata kata asing itu. Dokter itu menyarankanku ke dokter spesialis penyakit dalam. Sampai rumah segera aku searching apa itu autoimun dan reumatoid artritis. Aku langsung syok !. Autoimun adalah penyakit yg belum diketahui pasti penyebabnya dan juga obatnya alias TIDAK BISA DISEMBUHKAN !

Autoimun adalah error nya sistem imunitas/ kekebalan tubuh. Sistem imun harusnya seperti antivirus di komputer kita, ketika ada virus masuk maka ia bekerja menetralisir maupun menghancurkan virus tersebut. Namun jika sistem imunitas kita error, maka ia tak mampu membedakan mana virus masuk atau lawan, dan mana kawan sendiri. Sistem imunitas yg error ini malahan menganggap jaringan tubuh kita sendiri sebagai musuh yg perlu dibasmi. Kondisi inilah yg dinamakan autoimun. Ada yg menyerang jaringan kulit, ada yg menyerang jaringan otak. Untuk yg menyerang jaringan persendian bernama sakit Reumatoid Artritis.

Semakin ku searching tentang autoimun di internet, terasa hidupku semakin suram. Membaca kisah kisah para penderita autoimun khususnya yg reumatoid artritis (atau disingkat RA) membuatku pucat pasi. Ada yg menjadi lumpuh dan bahkan ada yg mati muda dan kebetulan yg meninggal muda itu sama seperti aku, pegawai DJP dan lulusan STAN juga. Melihat gambar gambar penderita sakit RA membuatku serasa sengsara, tangan tangan yg keriput dan bengkok.

Ya Allah, kenapa ini menimpaku ! Aku punya 5 anak yg masih kecil. 3 yg terkecil kadang masih minta gendong. Umurku baru 39 tahun. Jalanku masih panjang. Bagaimana kujalani hidupku dengan sakit yg katanya tidak bisa disembuhkan ini.

Kuminum obat dari dokter umum PKU tadi. Alhamdulillah semakin berkurang rasa sakit sendinya dan ruas jariku tidak lagi bengkak. Yang masih terasa sakit adalah sendi lutut. kebetulan hari jumat, sehingga esoknya sabtu dan ahad aku bisa full istirahat.

Senin aku masuk kerja, kunaiki motorku. Ketika berjalan, kurasakan sakit persendian seluruh tangan hinga ke punggung. Mungkin  karena harus menahan stang motor. Akhirnya kujalankan pelan  motorku, karena bila terlalu kencang, makin sakit sendiku. Kemudian kuteringat tulisan tentang penderita RA yg akhirnya perlahan kehilangan fungsi sendinya hingga jadi lumpuh naik kursi roda. Ya Allah, apakah nasibku seperti itu?

Di kantor, aku serba susah. Duduk terlalu lama maka pantatku yg sakit, berjalan terlalu lama maka sendi lututku yg sakit. Apalagi kalo harus sambil mengangkat beban. Dan pekerjaanku selaku staf IT yg kadang harus angkat bongkar pasang komputer membuatku semakin sedih menghadapi sakit ini.
Pulang kantor, aku merasa sangat kelelahan. Lututku terasa panas terbakar dari dalam. Sampai rumah seperti biasa anak anak menghambur keluar mendengar suara motorku. Mereka berebut salim dan yg anak perempuanku, Syifa yg masih TK minta digendong. Kupaksakan diriku menggendong, kurasakan sakit di lututku menahan beban anaku yg kugendong. Kuminta Syifa turun tapi ia tak mau. Bagi yg sakit RA disuruh menghindari mengangkat beban berat, tapi bagaimana kubisa menolak anak yg merengek minta gendong?

Aku punya teman, seorang dokter, dokter Mukhlis namanya yg kukenal sdh cukup lama. Dulu beliau praktek sebagai dokter umum di RS swasta di Banguntapan, namun kemudian keluar karena bersekolah ke Bandung belajar Avasin. Ku WA beliau, kuceritakan tentang sakitku ini. Beliau cerita bahwa juga punya pasien yg terapi Avasin karena menderita autoimun juga dan kabar baiknya, pasien tersebut membaik.

Akhirnya hari jumat sepulang kantor aku ke rumah Dokter Mukhlis yg masih sekelurahan denganku, dirumahnya tertempel stiker IDAVI: Ikatan Dokter Avasinologi Indonesia. Aku sebelumnya suduh cukup mengenal tentang Avasin karena dahulu aku pernah mengundang dokter Mukhlis untuk mengisi pengajian di masjid kantor yg materinya tentang avasin.
Avasin berasal dari nama kitab "Awwasin Alkai", sebuah kitab pengobatan karya Ibnu Ruman, orang barat memanggilnya AveRoom. Alkai adalah metode pengobatan kuno, bahkan sebelum masa Islam. Apa itu alkai bisa kita baca tuntas di http://alkay-indonesia.blogspot.co.id/2009/03/pengobatan-awwaasin-alkai-dan-ahmad.html?m=1

Awwasin sendiri artinya adalah alat yg biasanya dari logam, untuk menghantarkan obat kedalam tubuh manusia. Diantara alat itu ada yg bernama Aus An Nadlal yaitu alat suntik, oleh orang barat kemudian disebut needle (jarum suntik).

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya pengobatan (untuk mencapai kesembuhan) itu ada pada tiga perkara, yakni minum madu, berbekam, dan mengobati dengan Alkai api. Maka, terlaranglah bagi umatku mengobati dengan Alkai api" (HR Bukhari).

Menilik hadits tersebut, maka urutan pengobatan itu ada 3 level, yg pertama dengan madu, kemudian berbekam, dan bila belum sembuh maka dengan alkai. Namun Rasulullah SAW melarang karena alkai dengan besi yg dipanaskan akan meninggalkan luka cacat ditubuh. Maka kemudian para tabib Islam memperbaiki cara alkai kuno tersebut dengan metode Awwasin Alkai. Besi atau logam tuk terapi tidak dipanaskan dengan api, tetapi cukup diolesi obat atau minyak yg hangat dengan tetap mempertahankan titik titik tubuh yg diterapi.

Di Indonesia, metode Avasin ini dibawa oleh almarhum Ustadz Marzedek yg juga dikenal sebagai Guru Besar Beladiri Thifan PhoKhan. Guna mewariskan ilmu pengobatan Avasin ini maka didirikanlah klinik sekaligus sekolah untuk para dokter untuk belajar Avasin di Bandung. Disinilah dokter Mukhlis mempelajari Avasin Alkai.

Sayapun mulai diterapi dengan ditekan tekan dengan besi berbentuk seperti pulpen yg ujungnya agak runcing dan diolesi seperti balsam. Ada beberapa titik yg diterapi yang tentunya ada ilmunya tersendiri yg dikuasai dokter mukhlis.

Kemudian beliau menjelaskan hal hal baru bagi saya tentang autoimun yg tak saya temukan di internet. Menurut beliau penyebab autoimun adalah pola makan yg tidak sehat, yaitu banyaknya makanan yg berpengawet, berpewarna, berperasa buatan yg kita makan. Lambat laun setelah bertahun tahun maka zat zat itu menumpuk ditubuh kita dan akhirnya merusak sistem imunitas kita. Sayapun membandingkan dengan Operating System komputer kita yang bisa error ketika kemasukan banyak virus, trojan ataupun malware.

Beliau menyarankan, untuk menormalkan kembali tubuh kita maka harus berhenti mengkonsumsi makanan dan minuman yg berpengawet, berperwarna dan berperasa. Dan gantinya mengkonsumsi makanan minuman yg alami yg berciri "sehari basi", contoh: nasi, sayur, buah, rebus rebusan. Khusus untuk buah disarankan yg kaya antioksidan yaitu anggur dan jambu biji.

Kemudian untuk memperbaiki kesehatan tubuh maka disarankan agar meminum 1 sendok minyak zaitun dan air rendaman kurma (nabeez) ketika bangun tidur pagi, dan 1 sendok minyak zaitun lagi sebelum tidur. Dan agar obat pengurang sakit sendi dihentikan saja bila sakit sendinya masih bisa ditahan.

Sehabis terapi, langsung kumenuju supermarket terdekat membeli buah anggur, kurma dan minyak zaitun. Sesuai pesan dokter Mukhlis maka saya pilih Minyak Zaitun yg kualitas pertama yaitu "Extra Virgin Olive Oil", masalah merk bebas saja.

Sebelum tidur kuminum 1 sendok minyak zaitun dan kurendam buah kurma di botol, jumlahnya 3 buah, ganjil sesuai sunnah nabi. Rasa minyak zaitun awalnya terasa membakar tenggorokan, tapi lama lama kemudian terbiasa. Esoknya bangun tidur kuminum lagi 1 sendok zaitun dan kuminum habis air kurma dan dimakan juga buah kurmanya.
Yang mengagetkan hari itu adalah dalam sehari aku BAB sampai 12 kali, dan (mohon maaf) agak seperti berlendir. Kupikir inilah racun racun dalam tubuhku yg larut keluar. Untung hari sabtu libur dirumah.

Kujalani semua yg disarankan dari dokter Mukhlis, dan setiap jumat sore aku pulang kantor mampir ke rumah beliau tuk terapi Avasin.
Sekitar 2 minggu kurasakan persendianku masih sakit dan belum ada perubahan signifikan. Aku penasaran ingin memriksakan diri ke dokter spesialis. Kupilih seorang dokter Spesialis Rematologi di salah satu RS di Jogja. Kuceritakan sakitku, dan berdasarkan ceritaku beliaupun mengatakan bahwa saya memang autoimun dan RA. Beliau pun menasehati ku agar ikhlas menerima takdir Allah ini, menerima kenyataan  bahwa saya telah cacat (cacat sistem imunitasnya). Mendengar nasehat yg baik itu, bukanya jadi tentram, malah diriku semakin sedih menerima kenyataan ini.

Aku diberi 2 jenis obat; pengurang rasa sakit dan satunya adalah obat yg mengandung steroid yg diminum 2 hari sekali dalam sebulan untuk kemudian nnt priksa lagi. Ku cek nama obat itu di internet, memang inilah obat yg mengandung steroid yg diceritakan diminum seumur hidup oleh penderita autoimun. Obat ini gunanya menekan sistem imunitas agar tidak terlalu aktif, jadi bukan menyembuhkan. Diceritakan bahwa semakin lama nanti tubuh akan tetap menurun kesehatanya bahkan bisa cacat.

Tetap kucoba meminum obat itu. Aku tertidur lelap, hingga pagi aku bangun, sprei bantal kasurku basah, bajuku basah pula oleh keringat. Aku seperti mandi keringat. Badan  terasa sangat enteng dan segar. Aku jadi teringat lulusan STAN yg meninggal karena menolak untuk minum obat autoimun itu, yg menurutnya mengandung zat seperti narkotika. Dan sepengetahanku memang zat steroid kadang dipakai atlet untuk dopping. Konon, sekali lagi konon katanya, bila setelah rutin konsumsi obat ini maka bila berhenti mendadak maka tubuh kita akan menggigil seperti orang kecanduan. Mohon maaf bila ternyata ini info yg salah. Hanya sekali saja kuminum obat itu.

Jumat selanjutnya aku terapi avasin lagi ke dokter mukhlis, kuceritakan tentang obat tadi. Kusampaikan aku takut, bingung dan resah dengan sakit ini. Beliaupun sambil menerapi, menceritakan beberapa kisah tentang pasienya yg sembuh dari penyakit. Yang paling mengesankanku adalah cerita tentang pasiennya seorang ibu ibu yg sudah lama tak bisa hamil, bahkan oleh dokter kandunganya, ibu itu tlah divonis tak akan bisa hamil. Namun setelah terapi avasin beberapa bulan, pada suatu saat ibu itu mengalami terlambat haid. Ia pun coba test pack kehamilan, hasilnya positif. Ia belum percaya, ia datang kd dokter kandunganya yg dulu memvonisnya tak akan bisa hamil. Di USG lah perut sang ibu, dan dokter pun kaget, ibu itu positif hamil !

Ya, memang tak bisa instan. Dan juga butuh keyakinan dan doa. Aku bersemangat kembali tuk istiqomah terapi avasin dan diet sehat makan dan minum.

Alhamdulillah kurasakan perubahan signifikan setelah 8 kali terapi selama 2 bulan. Nyeri sendiku sangat berkurang, hingga saat ini kutulis ceritaku ini. Kuingat dulu waktu sendiku masih sakit, aku ikut test Ujian Dinas dengan Lembar Jawab untuk Komputer. Sendi jariku terasa sakit sekali ketika harus menebalkan pilihan jawaban dengan pensil 2B. Alhamdulillah, sekarang sudah mulai membaik, bahkan kuat menulis cerita ini selama 2 jam nonstop nulis di notepad HP.

Aku sekarang cuma kadang saja terapi avasin bila badan terasa tidak nyaman. Tetap menjaga pola makan, minum zaitun 1x sehari, minum air kurma setiap pagi dan olah raga tetap rutin dilakukan serta porsi istirahat harus mencukupi. Aku merasa lebih sehat dibanding awal sakit dulu, bisa gedong anak, bisa nyetir mobil, bisa rukuk dan sujud dengan nyaman walaupun sekarang cepat lelah dan kalau terlalu banyak aktifitas maka sendi jadi sakit terutama lutut.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah. Jazzakumullah Khoiron Katsiro tuk dokter Mukhlis, AV (Avasinolog) yang sementara masih satu satunya dokter avasinolog di jogja. Di Jakarta ada dokter Bayu, AV. yang menurut dokter Mukhlis, cara avasin nya paling mirip dengan ustadz Marzedek.
Ustadz Marzedek adalah keturunan Uzbekistan, yang mengingatkan saya tentang Walisongo yang mayoritas dari suku Uzbek. Salah satunya adalah Maulana Ishaq yang dalam cerita disebutkan berhasil menyebuhkan penyakit putri dari Raja Blambangan. Ibrahim As Samarkandy atau Sunan Gresik juga dikenal sebagai tabib dan dengan keahlianya itu dipakai tuk berdakwah.
Semoga Avasin ini menjadi pula sebagai sarana dakwah, menyebarkan sunnah.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Dan bila ada penulisan istilah yg salah ataupun informasi yg salah akibat kekurangpahaman penulis, penulis mohon maaf dan menerima saran perbaikan.

by: Surono

Jogja, 15 Mei 2018

Selasa, 12 September 2017

WASARI’U: ENGKAU MENGAJARI KAMI BERSEGERA, ANAKKU !


Oleh: Surono Abuhaidary*

Hari itu Ahad 10 September 2017, jadwalnya “meet and greet” sehingga putra sulungku bisa pulang ke rumah walau hanya 4 jam. Mungkin sudah sekitar 50 hari ia mondok di SMPIT LHI Boarding School. Yang kami, orang tua harapkan di awal-awal mondok ini adalah ia betah dan dalam kondisi sehat. Belum terfikir tentang hafalannya nambah berapa atau prestasi lainnya.

Sore itu menjelang Sholat Asar. Anak-anak mandi bergantian agar siap ke Masjid dan setelahnya bisa menghantar Kakak Sulung kembali ke pesantren LHI. Terakhir giliranku mandi, dari dalam Kamar Mandi terdengar suara adzan panggilan Sholat Asar dari Musholla Al Ikhlas yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah. Walaupun cukup dekat, dari dulu kami terbiasa naik motor berboncengan; Saya, Si Sulung dan 2 adik laki-lakinya. Dan anak-anak biasanya tak bergerak meninggalkan rutinitasnya untuk pergi ke Masjid sebelum abi-nya mengajak.

Selesai mandi segera kupanggil anak-anak untuk segera naik motor ke Masjid karena sebentar lagi Iqomah. Namun ternyata Si Sulung sudah tidak ada di rumah. Ia sudah duluan berjalan kaki ke Masjid ketika tadi panggilan Adzan berkumandang. Bangga dan haru melihat  perubahannya, bersegera memenuhi panggilan Allah. Teringat Firman-Nya;

Bersegeralah menuju ampunan Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS: Ali Imran; 133)

Terima Kasih anakku telah mengajari kami tuk bersegera memenuhi seruan Allah. Di masa depan nanti ini akan menjadi bekal bagimu tuk memenuhi seruan-seruan kebaikan lainnya. Penuhilah seruan Allah, seruan Rasul, seruan para Ulama yang akan semakin banyak membutuhkan jawaban nyata guna menghadapi kemunkaran yang semakin merajalela.

Terima Kasih LHI atas bimbingan dan didikannya. Sekarang kami tahu bedanya pendidikan karakter dengan sistem mondok (Boarding School) dengan yang tidak. Kami yakin ini hasil dari pembiasaan dan tauladan dari para Asatidz semua dalam rangka membangun Spiritual Literacy para santri agar siap mengahadapi zaman yang akan sangat berbeda dengan zaman kita.


*) Wali Santri SMPIT LHI angkatan IV, Muhammad Haidar Lathif

Rabu, 30 Agustus 2017

DZIKRON KATSIRO CORO JOWO (Cara Orang Jawa Mengingat Allah Sebanyak-banyaknya)

Oleh: Surono Abuhaidary Sorengpati

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41). 

Maka muslimin jawa yang mewarisi pula ketinggian budaya jawa, mengekspresikan mengingat Allah sebanyak-banyaknya ini tidak cuma sebatas dzikir lisan. Orang Jawa meng create berbagai hal agar mengingatkan manusia untuk ingat Allah dalam berbagai aktifitas. “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring” (QS. An-Nisa: 103).

Orang jawa mengingat Allah dalam aktifitas makan dengan mencipta "kuliner dzikir". Kolak, dari asmaul husna; Al Kholik, mengajak penyantapnya mengingat Sang Pencipta. Dalam kuah kolak ada ketela rambat atau telo pendem, agar kita memendam dosa-dosa kita. Ada pisang kepok, mengajak kita tobat atau kapok berbuat maksiat.

Ingkung, kuliner dari ayam yang dimasak wutuh dalam posisi sujud, mengajak kita "eling njekungkung" atau ingat bersujud. Ingkung disajikan bersama sego wuduk atau nasi uduk, nasi gurih yang dimasak dengan santan putih, mengingatkan kita agar sebelum sujud sholat untuk bersuci dengan air wudhu. Pasukan Sultan Agung yang membawa resep kuliner sego wuduk ini ketika menyerang batavia maka di Jakarta kemudian hari dikenal dengan nasi uduk.

Orang jawa pun mengingat Allah dalam fashion-nya. Bajunya adalah baju taqwa dengan nama surjan, dari kata sirojan muniro yang berarti cahaya yang menerangi. Hendaknya setiap orang menjadi juru dakwah yang menerangi. Orang jawa memodif serban menjadi blangkon, kain dilipat dan direkatkan sehingga praktis digunakan.

Dalam tontonanya pun, orang jawa mengingat Allah sebanyaknya. Dalam wayang, Yudistira bersenjatakan jimat kalimasada yaitu kalimat syahadat. Dalam lagunya orang jawa mengingat persiapan menghadap Allah dalam lagu ilir-ilir.

Namun orang jawa sekarang yang katanya lebih maju, malah tak lagi mengingat Allah dalam food, fashion dan filmnya. Makanannya mengingatkan akan maksiat dan kekerasan; habis makan bakso setan menjadi kepedesan, kemudian minum es teler tuk mendinginkanya. Yang di warung sebelah makan nasi dengan oseng-oseng mercon kemudian ditutup dengan minum es bumi hangus. Astaghfirullah !

Banguntapan Bantul, Malam 25 Ramadhan 1438 H.

Rabu, 24 Agustus 2016

KEMAJUAN TEKNOLOGI, PENYEBAB SELINGKUH DAN CERAI ?



Teknologi dikembangkan manusia dengan tujuan memudahankan kehidupannya sehingga menghadirkan kebahagiaan. Namun, apakah kemajuan teknologi sampai sekarang ini telah menghantarkan manusia pada kebahagiaan?

Sebelum tahun 2000, teknologi komunikasi yang populer adalah surat. Ini tercermin dari lagu-lagu pada masa itu. “Kuterima suratmu, tlah kubaca dan aku mengerti. Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku”. Itulah sebait lagu dari Dewa 19. Versi Jawa nya pun dilantunkan oleh Mas Didi Kempot, “Layangmu tak tompo wingi kuwi, wis tak woco opo karepe atimu. Trenyuh ati iki moco tulisanmu, ra kroso netes eluh ning pipiku.”


Di tahun 2000-an adalah tahun booming-nya HP dengan teknologi SMS. Surat yang dikirim via pos, tak mampu menandingi kecepatan kirim SMS. Surat-surat kertas pun mulai tergeser dengan teknologi komunikasi baru ini. “Bang SMS siapa ini Bang?” Lagu hits ini menggambarkan populernya SMS di masa kejayaannya itu.

Di seputar tahun 2010 meledaklah teknologi komunikasi berbasis internet yang bernama Facebook. Dan lagi-lagi lahirlah sebuah lagu yang mewakili kondisi zaman itu. “Berawal dari facebook baruku, kau datang dengan cara tiba-tiba. Bekas kekasih yang lama hilang, satu dari kekasih yang terbaik.”  Begitu nyanyian Armand Maulana, vokalis GIGI, menggambarkan kondisi masyarakat yang sedang demam Facebook.
Ketika teknologi komunikasi masih sederhana yaitu berupa surat, lahirlah surat-surat cinta bernada kerinduan. Digubahlah bait-bait puisi cinta oleh para roman picisan. Surat menjadi saksi kesetiaan walau jarak yang jauh memisahkan. 

Ketika teknologi SMS hadir, komunikasi menjadi lebih cepat. Harapanya, dengan komunikasi yang lebih cepat, mudah dan murah, maka hubungan antar manusia akan menjadi semakin hangat dan erat. Namun apa yang terjadi? Yang terjadi adalah munculnya kecurigaan-kecurigaan kepada pasangan, dengan pertanyaan “Bang SMS siapa ini Bang?” yang diakhiri dengan penyitaan HP pasangan.

Kemudian hadirlah teknologi komunikasi terkini yang berbasis internet. Facebook salah satunya. Yang tak hanya mampu mengirim dan menerima teks, namun juga mampu mengirim dan menerima gambar, audio dan video. Dengan berbasis internet, maka jangkauannya pun lebih luas. Facebook mampu mempertemukan banyak orang walaupun dengan jarak yang jauh. Namun apa yang terjadi dengan hadirnya facebook ini? Yang terjadi adalah munculnya  istilah “Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat”. Dan terjadilah seperti yang disampaikan group band GIGI diatas. Facebook telah membuka pintu perselingkuhan. Dan akhirnya setelah melihat perselingkuhan itu, sang pasangan pun berkata “Sakitnya tuh disini, di dalam hatiku. Sakitnya tuh disini, melihat kau selingkuh.”


Hasil survey Tahun 2010 di Amerika menyebutkan bahwa gara-gara facebook, seperlima warga yang telah menikah menjadi bercerai. Di indonesia, angka perceraiannya lebih mencengangkan lagi, yaitu terjadi 40 perceraian setiap jam! Ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan angka perceraian tertinggi se-Asia Pasifik. Dan lagi-lagi karena perselingkuhanlah mayoritas perceraian di Indonesia terjadi. Dan banyak kasus yang diberitakan bahwa perselingkuhan yang berakibat perceraian tersebut karena efek dari kemajuan teknologi komunikasi yaitu HP dan Internet. 

Selain Facebook, banyak media komunikasi lain yang juga menjadi pemicu atau ajang perselingkuhan yaitu satu diantaranya yang sangat populer sekarang ini adalah WhatsApp. Italia terkenal sebagai negara yang memiliki masyarakat sangat menaruh apresiasi tinggi akan arti cinta. Namun  The Italian Association of Matrimonial Lawyers (IAML) menilai, percakapan melalui WhatsApp telah menjadi penyebab terjadinya 40% kasus perceraian. Presiden IAML, Gian Ettore Gassani menyatakan, “Media Sosial telah memicu pengkhianatan di Italia dengan membuatnya menjadi kegiatan yang mudah untuk dilakukan. Pertama, melalui berkirim pesan SMS, kemudian Facebook dan sekarang WhatsApp, sebuah platform yang sedang digandrungi banyak orang.” Gassani juga mengatakan bahwa dengan WhatsApp para pengguna kini lebih mudah bertukar foto cabul. Hal ini biasanya berujung pada prilaku hubungan seks bebas yang semakin sering terjadi di Italia.


Apakah yang terjadi di Italia itu telah menular ke Indonesia? Atau bahkan telah memasuki rumah-rumah keluarga muslim, termasuk keluarga kita? Bagaimanakah kita menyikapi kemajuan teknologi ini setelah melihat kenyataan yang seperti ini?

(Semoga Bersambung............)