Rabu, 30 Agustus 2017

DZIKRON KATSIRO CORO JOWO (Cara Orang Jawa Mengingat Allah Sebanyak-banyaknya)

Oleh: Surono Abuhaidary Sorengpati

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41). 

Maka muslimin jawa yang mewarisi pula ketinggian budaya jawa, mengekspresikan mengingat Allah sebanyak-banyaknya ini tidak cuma sebatas dzikir lisan. Orang Jawa meng create berbagai hal agar mengingatkan manusia untuk ingat Allah dalam berbagai aktifitas. “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring” (QS. An-Nisa: 103).

Orang jawa mengingat Allah dalam aktifitas makan dengan mencipta "kuliner dzikir". Kolak, dari asmaul husna; Al Kholik, mengajak penyantapnya mengingat Sang Pencipta. Dalam kuah kolak ada ketela rambat atau telo pendem, agar kita memendam dosa-dosa kita. Ada pisang kepok, mengajak kita tobat atau kapok berbuat maksiat.

Ingkung, kuliner dari ayam yang dimasak wutuh dalam posisi sujud, mengajak kita "eling njekungkung" atau ingat bersujud. Ingkung disajikan bersama sego wuduk atau nasi uduk, nasi gurih yang dimasak dengan santan putih, mengingatkan kita agar sebelum sujud sholat untuk bersuci dengan air wudhu. Pasukan Sultan Agung yang membawa resep kuliner sego wuduk ini ketika menyerang batavia maka di Jakarta kemudian hari dikenal dengan nasi uduk.

Orang jawa pun mengingat Allah dalam fashion-nya. Bajunya adalah baju taqwa dengan nama surjan, dari kata sirojan muniro yang berarti cahaya yang menerangi. Hendaknya setiap orang menjadi juru dakwah yang menerangi. Orang jawa memodif serban menjadi blangkon, kain dilipat dan direkatkan sehingga praktis digunakan.

Dalam tontonanya pun, orang jawa mengingat Allah sebanyaknya. Dalam wayang, Yudistira bersenjatakan jimat kalimasada yaitu kalimat syahadat. Dalam lagunya orang jawa mengingat persiapan menghadap Allah dalam lagu ilir-ilir.

Namun orang jawa sekarang yang katanya lebih maju, malah tak lagi mengingat Allah dalam food, fashion dan filmnya. Makanannya mengingatkan akan maksiat dan kekerasan; habis makan bakso setan menjadi kepedesan, kemudian minum es teler tuk mendinginkanya. Yang di warung sebelah makan nasi dengan oseng-oseng mercon kemudian ditutup dengan minum es bumi hangus. Astaghfirullah !

Banguntapan Bantul, Malam 25 Ramadhan 1438 H.

Artikel Terkait

DZIKRON KATSIRO CORO JOWO (Cara Orang Jawa Mengingat Allah Sebanyak-banyaknya)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email